Don't Separate Our Love
- Christy Saura Noela Unu
- Handi Morgan Winata
- Yefani Filliang
Check This Out..!!
Christy P.O.V
Katanya, Cinta itu satu kata yang memiliki banyak makna, Cinta juga bisa membuat kita bahagia melebihi kebahagian lainnya di dunia..
Bener gak sih ?
Entahlah aku tak perduli.
Di pagi yang cerah ini kukayuh sepedaku menelusuri jalan, terlukis senyuman manis dengan semangat dari dalam hatiku, senyuman layaknya mentari yang selalu tak bosan untuk menyinari bumi. Sebelumnya perkenalkan namaku Christy Saura Noela Unu, seorang gadis penjual kue. Inilah pekerjaanku, aku tidak mampu melanjutkan sekolahku, seharusnya saat ini aku sedang duduk di bangku kelas 3 SMA tapi, karena keadaan ekonomi yg tak mampu, dan karena Ayah sudah tidak ada, jadi terpaksa aku putus sekolah agar aku bisa membantu Ibu dan juga bisa menyekolahkan adikku satu-satunya Yefani Filliang atau biasa dipanggil Felly. Setiap pagi aku membantu ibu untuk membuat kue, setelah itu aku mengantarkanya ke toko-toko di kompleks sekitar.
Morgan P.O.V
"aduh, gawat banget nie udah kesiangan lagi .." gerutuku yang langsung buru-buru melajukan Mobil dengan kecepatan tinggi.
Sebelumnya perkenalkan namaku Handi Morgan Winata. Aku itu anak tunggal dari keluarga Winata. Saat ini aku masih fokus menyetir.
Tapi, tiba-tiba aku mendadak jadi tidak fokus menyetir, hal itu membuat aku tidak sengaja menabrak seseorang yg sedang mengendarai sepedanya. Dann..
"Brugkk"
Christy P.O.V
Ketika aku masih mengayuh sepedaku, tiba-tiba ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi, kemudian tanpa diduga mobil itu menabrak aku beserta sepedaku.
"bruugkk"
dengan keras aku pun terlempar ke aspal bersamaan dengan kue-kueku yang berceceran.
Lututku berdarah, dan siku tanganku memar. Orang yang menabrakku itu, segera keluar dari mobilnya kemudian menghampiriku.
"maaf maaf ! Gue gak sengaja nabrak lo, gue bener-bener buru-buru mana sekarang udah hampir jam 7 lagi..
uugh.. 5 menit lagi, tapi lo bagaimana ???" cerocosnya dengan tampang gelisah. Ternyata dia adalah anak SMA, seragam yang ia kenakan saat ini juga putih abu-abu.
"gue gak papa, lo pergi saja ke sekolah !" jawabku acuh tak acuh, aku pun mencoba berdiri tapi...
"bruugk"
aku terjatuh lagi karena tidak kuat untuk berdiri.
"tuh kan lo gak bisa berdiri, ya udah mending gue antar lo ke rumah sakit ya ?" ajaknya.
"gak usah ! nanti lo telat ! Mending gu....." omonganku terhenti karena dia langsung mengangkat tubuhku dan membawaku ke mobilnya.
"e-e-ehh... Lo Apa-apaan sii..??" bentakku padanya.
"lo kelamaan si.."
"tap..."
"udah sekarang gue bakal bawa lo ke RS" ucapnya yang memotong omonganku.
Terpaksa deh.. Sekarang aku dibawanya ke RS.
****
"gimana keadaan dia dok ?" tanya cowok itu kepada dokter yg baru saja selesai membalut luka-lukaku.
"tidak apa-apa hanya luka ringan saja," jawab dokter.
"oh syukurlah..." tuturnya sembari tersenyum ke arahku.
"kalau begitu saya permisi dulu, masih ada pasien yg harus saya periksa. Mari!" ujar dokter kemudian pergi berlalu.
"maaf!" kata itulah yg keluar dari mulutku dan dia secara bersamaan.
"ha ? Untuk apa ? Harusnya kan gue yg minta maaf udah nabrak lo ?" tanya cowok itu heran.
"Karena gue juga kan lo jadi gak ke sekolah maaf yah ? Dan terima kasih juga lo udah bawa gue kesini" jawabku.
"akh.. Gak pa-pa ko lagian ini juga salah gue, sorry yah? Oh iya, kenalin gue Morgan. lo ?" ucapnya seraya mengulurkan tangannya yg langsung kusambut dengan uluran tanganku.
"gue Christy" balasku.
Outhor P.O.V
Christy dan Morgan tampak cukup lama berbincang-bincang di ruang RS itu. Sampai akhirnya Morgan mengantarkan Christy pulang ke rumahnya.
****
Siang pun berganti malam saat ini Morgan sedang berbaring di tempat tidurnya, pikirannya pun tertuju pada gadis yg baru saja ia kenal.
Morgan P.O.V
Namanya Christy, oh my God.. Dia cantik sekali, anggun, imut, ramah lagi... Apa mungkin aku suka sama dia ya ?
Apa perlu aku ke rumahnya saja yah besok ?
Outhor P.O.V
Tidak jauh beda dengan Morgan Christy pun tampak memikirkan kejadian yg sama.
Saat ini ia terlihat sedang senyam-senyum sendiri di kamarnya. Sampai keberadaan adiknya 'Felly' pun tidak ia sadari.
"woy.. Lo kenapa sih ka ? Sakit lo ?" seru Felly yang membuat kaget Christy.
"ish.. Lo rese banget si Fel -,-" cetus Christy.
"ya.. Habisnya lo dari tadi senyam-senyum kaya orang kesambet aja hihi" ledek Felly.
"gue tuh lagi seneng Fell" ucap Christy yg masih dengan senyumannya.
"emang kenapa ?" tanya Felly Kepo.
"tadi gue habis kenalan sama cowo ganteng banget deh, udah githu baik lagi.." jelas Christy masih dengan senyumnya.
"terus..terus.. Namanya siapa ?" tanya Felly.
"namanya Morgan" jawab Christy.
"Morgan ?? Ko namanya kaya kaka kelas gue ya ?" tutur Felly yang nampak berfikir.
"emang sekolahnya dimana ka ?" tanyanya lagi.
"kalo gak salah di SMA 20" jawab Christy.
"itu kan sekolah gue ka, ya berarti dia emang bener kaka kelas gue" tutur Felly.
"dia itu kapten basket Sekolah, udah gituh cowok terpopuler di sekolah, dia juga anak dari pengusaha sukses" imbuh Felly dengan yakinnya.
Sedangkan Christy hanya diam, seolah memikirkan perkataan adiknya barusan.
"anak pengusaha sukses ? Berarti dia dari keluarga yg terpandang, gak mungkin lah aku berharap" pikir Christy dalam Hati.
****
Kini Morgan dan Christy sudah lumayan akrab. Sudah 2 minggu ini mereka berteman. Morgan juga sering mendatangi rumah Christy untuk sekedar bertemu dan ngobrol dengan Christy. Bahkan ibunya Christy pun sudah mengenal Morgan, dan menganggapnya teman yg baik untuk Christy. Sore ini Morgan sedang ada di depan rumah Christy menunggu Christy keluar, rencananya Morgan ingin mengajak Christy ngedate. Beberapa lama kemudian Christy pun keluar dengan penampilan yg so Simple tapi sangatlah cantik, membuat Morgan tampak terbengong.
"yuk kita berangkat!" ajak Christy yg telah siap untuk pergi.
"eehh.. Iya ayoo!" balas Morgan.
****
"kenapa lo ajak gue kesini ?" tanya Christy setelah sampai di sebuah danau.
"gak suka yah ? Ya udah kalo githu lebih baik kita..." tutur Morgan yg langsung di potong oleh Christy.
"gak ko, aku malah suka banget" ucapnya seraya tersenyum manis.
"eh kita duduk di sana yukk ?" ajak Christy menunjuk bangku panjang yg ada di pinggir danau.
"enak juga yah di sini sambil liat sunset. Aku seneng deh!" celetuk Christy yg tanpa sadari Morgan sedang menatapnya.
"ko kamu ngeliatin aku githu si ?" tanya Christy membuyarkan lamunan Morgan.
"ehh.. Euu.." ucap Morgan salting.
"ko kita jadi make aku-kamu yh ?" tanya Christy yg baru disadarinya.
"iya yah.. ehm.. Chris aku pengen ngomong sesuatu" tutur Morgan.
"kamu mau ngomong apa ?" tanya Christy.
"aku suka sama kamu Chris, boleh gak aku memilikimu ? Aku cinta kamu Chris" tutur Morgan seraya menggenggam tangan Christy.
"kamu mau gak jadi pacar aku ?" tanya Morgan.
"ehmm.. Mau gak yah..haha" ledek Christy.
"jawab dong" pinta Morgan.
"Mau jawaban jujur apa bo'ong ?" goda Christy.
"ehm.. Bo'ong aja deh!" jawab Morgan.
"aku gak mau!" seru Christy.
"berarti yg jujurnya kamu mau dong jadi pacar aku ?" tanya Morgan berseri-seri.
"iyaaa Morgann..." jawab Christy.
"sekarang aku boleh kan peluk kamu ?" pinta Morgan.
"gak! Weekk " ledek Christy.
"Chrisstyyy...." seru Morgan.
"haha.. Kejar aja kalo bisa weekk " ledek Christy lagi. Alhasil terjadilah kejar-kejaran di antara mereka berdua.
****
Morgan P.O.V
"hoaamm" baru saja aku bangun dari tidur nyenyakku itu. Aku langsung segera mandi dan turun ke bawah untuk sarapan.
"pagi mama" sapaku pada mamaku.
"pagi sayang" balas mama seraya melempar senyum hangat untukku.
"ma, Morgan pengen ngomong sama mama" ucapku dengan hati berbunga.
"apa?" mama.
"Morgan pengen ngenalin pacar Morgan sama mama, dia cantik dan baik lho ma, mama mau gak aku kenalin sama dia ?" tuturku.
"oh yah ? Boleh ko, kalo perlu ntar malem kita Dinner bareng dia aja." usul mama.
"ok juga tuh, ya udah ntar malam Morgan bakal ngenalin cewek itu ke mama." ucapku.
"Morgan berangkat dulu ya Ma ?" sambungku seraya mencium tangannya.
****
Outhor P.O.V
Malam pun tiba, bu Jesica (mama Morgan) telah menunggu di sebuah Restaurant terkenal di Jakarta. Sementara Morgan sedang menjemput Christy di rumahnya. Dengan hati bahagia Morgan membawa Christy yg berpenampilan sederhana itu untuk menemui bu Jesica. Setelah sampai di hadapanya, bu Jesica terlihat seperti kurang senang dan ingin marah.
"Morgan! Apa-apaan kamu, berteman dengan gadis yang compang-camping seperti dia!" Sentak bu Jesica seraya menunjuk Christy penuh benci *maaf yah kalo kata" nya terlalu.. Terlalu.. Dan terlalu hihih*
"tapi ma dia..."
"jadi dia gadis yg ingin kamu kenalkan dengan mama ?" tanya bu Jesica yg memotong omongan Morgan.
"mama minta kamu jauhin dia! Kita tidak level dan tidak sederajat dengannya!" ujar mama Morgan, Christy nampak tidak bisa membendung air matanya. Sungguh sakit dan malu rasanya di hina di depan umum seperti ini.
Bahkan pandangan semua pengunjung restaurant pun terarah pada mereka.
"mama!" bentak Morgan.
Karena sudah tidak tahan lagi, Christy pun meninggalkan tempat itu dengan sakit yang teramat.
****
Pagi ini Christy tampak terlihat bahagia kembali, meski luka di hatinya masih ada namun ia harus seperti biasa, mengantarkan kue ke toko-toko di Kompleks.
"gak pa-pa aku udah maafin mama kamu ko" jawab Christy seraya tersenyum.
"kamu memang baik Chris, eh, aku boleh kan ikut kamu jualan ?" tanya Morgan yg membuat Christy terkejut.
"boleh kan ?" tanya Morgan kedua kalinya.
"kamu gak malu ?" bukanya jawaban Christy malah balik bertanya.
"untuk apa aku malu, ya udah sini biar aku yg bawa sepedanya. Biar aku bisa bonceng kamu" tutur Morgan.
Kini meraka pun tampak bahagia. Morgan malah merasa senang bisa membantu Christy.
Setelah cukup lama mereka mengantarkan kue-kue tersebut, mereka tampak kelelahan dan akhirnya mereka istirahat dibawah sebuah pohon yg ada di jalan.
Di tengah asyiknya mereka bercanda. Tampak seorang wanita paruh baya tiba-tiba menghampiri mereka.
"Morgan!" sentaknya.
"mama!" seru Morgan yg nampak kaget dengan kedatangan bu Jesica secara tiba-tiba.
"sudah berapa kali kamu mama ingetin, jangan deket atau pun berteman dengan gadis kampungan ini!" bentak bu Jesica.
"tapi ma, Christy baik" jelas Morgan.
"udahlah! ayo kita pulang!" ajak paksa bu Jesica seraya menarik tangan Morgan.
Untuk kedua kalinya Christy dihina lagi, hatinya sungguh sangat sakit. Tapi ia tidak ada niatan untuk membenci mama Morgan atau pun dendam padanya. Hal itu sama sekali tidak terlintas di benak Christy.
****
Setelah sampai rumah Morgan langsung menuju kamarnya, tapi mamanya menarik tanganya lagi.
"Morgan! Harus bagaimana lagi sih mama bilang sama kamu supaya kamu jauhin gadis itu!" bentak mamanya.
"mama! Kenapa sih yang mama liat tuh hanya derajat dan kedudukanya ? Inget ma kekayaan itu bukanlah segalanya dan kekayaan juga gak menjamin kita bahagia!" ujar Morgan yg tidak sadar telah membentak mamanya.
"sudah berapa kali kamu mama ingetin, jangan deket atau pun berteman dengan gadis kampungan ini!" bentak bu Jesica.
"tapi ma, Christy baik" jelas Morgan.
"udahlah! ayo kita pulang!" ajak paksa bu Jesica seraya menarik tangan Morgan.
Untuk kedua kalinya Christy dihina lagi, hatinya sungguh sangat sakit. Tapi ia tidak ada niatan untuk membenci mama Morgan atau pun dendam padanya. Hal itu sama sekali tidak terlintas di benak Christy.
****
Setelah sampai rumah Morgan langsung menuju kamarnya, tapi mamanya menarik tanganya lagi.
"Morgan! Harus bagaimana lagi sih mama bilang sama kamu supaya kamu jauhin gadis itu!" bentak bu Jesica.
"mama! Kenapa sih yang mama liat tuh hanya derajat dan kedudukanya ? Inget ma kekayaan itu bukanlah segalanya dan kekayaan juga gak menjamin kita bahagia!" ujar Morgan yg tidak sadar telah membentak mamanya.
"cuma gara-gara gadis itu, kamu berani membentak mama! Mulai sekarang mama akan pindahkan kamu ke Paris!" jelas mamanya kemudian masuk ke kamarnya.
****
Dengan penuh keberatan Morgan terpaksa menuruti permintaan mamanya untuk pindah ke Paris, dari pada ia akan melihat perempuan yg ia cintai (Christy) akan di sakiti oleh ibunya.
Esoknya pun Morgan berangkat ke Paris tanpa sepengetahuan Christy atau pun izin terlebih dahulu pada Christy.
****
Sudah berminggu-minggu Christy tidak melihat Morgan lagi, dalam hatinya sesungguhnya ia sangat kangen sekali dengan Morgan. Sampai tiba-tiba..
"ka, akhir-akhir ini ko aku jadi gak pernah liat ka Morgan di Sekolah ya ? Biasanya dia ke Perpus kalo jam Istirahat, tapi aku gak pernah liat dia ada disana" celetuk Felly yg saat ini berada di kamar.
"kaka juga kangen Fell sama Morgan -,-" ucap Christy.
"eumm.. Nanti deh, Felly tanya sama temenya, mungkin aja ada yg tau" ujar Felly menenangkan hati kakanya.
Skip-->
Tapi ketika esoknya lagi..
Felly menghampiri kakanya dengan tampang yang tidak ceria.
"ka, kata si temenya ka Morgan, ka Morganya pindah ke Paris -,-" ucap Felly hati-hati.
"katanya di paksa sama mamanya githu, sabar ya ka ?" imbuhnya kemudian.
Christy hanya bisa diam dan murung. Hal ini membuat hari-hari Christy jadi tidak semangat.
****
Sudah 4 tahun lamanya Morgan pergi dari kehidupan Christy tanpa kabar dan tanpa pamit sama sekali.
Kini Christy telah mempunyai sebuah Caffe kecil-kecilan hasil usahanya sendiri, ia pun jadi sering sibuk karena pengunjung Caffenya sangan ramai.
Saat ini Christy tengah memilih-milih bunga yg akan ia berikan pada Ibunya sebagai ucapan hari Ibu. Ia pun mengambil serangkai bunga Lily putih kesukaan ibunya.
Tapi, di waktu yg sama saat Christy mengambil bunga itu, seorang cowok pun mengambil bunga itu juga yg refleks tangan mereka bersentuhan.
"sorry!" ucap mereka kompak.
Secara bersamaan juga mereka menengok wajah dari masing-masing. Betapa kagetnya Christy ketika ia tahu cowok yg ada di hadapanya sekarang.
Chrisy P.O.V
"Morgan!" ucapku dalam hati sambil terbelalak memandagnya. Oh my God dia benar-benar Morgan, aku sangat kangen sekali padanya, rasanya aku ingin memeluknya saat ini. Tapi itu tidak mungkin.
Saat ini yg aku lakukan hanya diam sambil mematung. Air mata ini pun sudah tidak dapat aku sembunyikan lagi. Setelah aku membayar bunganya buru-buru aku berlari meninggalkanya.
Tuhan... Apa yg harus aku lakukan ??
Morgan P.O.V
Saat aku hendak ingin membeli bunga untuk mama sebagai ucapan Hari Ibu. Aku tidak sengaja mengambil serangkai bunga secara bersamaan dengan seorang cewek, yg membuat aku kaget, seneng, terharu, pokoknya bercampur aduk itu ternyata Christy, pacar aku dulu, karena memang kita belum putus.
Tapi dia langsung menghindar dari aku setelah mengetahui wajahku.
Christy.. Aku sungguh kangen denganmu, ingin rasanya aku memelukmu.
Outhor P.O.V
Setelah Christy pulang ke rumah, Christy langsung menghapus air matanya, dan menghilangkan rasa sedihnya itu. Ia pun segera menemui Felly, untuk segera memberi Suprise untuk ibunya.
"Fell, nanti kamu ngumpet di situ yah sambil bawa kuenya, kaka yg nanti matiin dan nyalain lampunya sama kaka juga yg bakal ngasih bunganya ke Ibu" tutur Christy menjelaskan pada Felly.
Setelah Ibu menelfon akan pulang, Christy segera mematikan lampunya. Mereka bersiap-siap menyambut sang Ibu.
"tokk...tokk..tokk"
"Christy.. Felly.." panggil sang Ibu.
"kok gelap kemana mereka ?" gumam Sang Ibu. Dan kemudian Christy menyalakan lampunya, mereka berdua pun keluar dari tempat persembunyiannya seraya menyanyikan lagu Happy Birtday ala Happy Mother's Day *gk tau juga deh, pikir aja sendiri
"makasih ya sayang ?" ucap sang Ibu sembari mencium kening kedua putrinya.
"ini buat ibu " ucap Christy seraya memberikan bunga yg telah di belinya.
"makasih yah sayang, Ibu bangga mempunyai kalian" tutur sang Ibu.
Skip-->
Keesokkan harinya Christy sedang ada di Caffe miliknya. Tapi, tiba-tiba ada sesuatu yg mendadak ingin ia beli di luar Caffe.
"Fell, kaka ke luar sebentar yah ?" pamit Christy.
"iya ka" jawab Felly.
Ketika Christy telah sampai di tempat jualan yg akan ia beli di pinggiran jalan. Christy melihat jalanan ramai di kerumunin banyak orang, ia nampak penasaran akhirnya ia pun menerobos kerumunan itu. Betapa terkejutnya ia setelah ia tahu bahwa seorang yg kecelakakan tersebut adalah bu Jesica. Dengan perasaan iba dan panik, Christy lansung membawanya ke RS terdekat.
*****
"suster...dokter.. Tolong slamatkan ibu ini!" teriak Christy kemudian beberapa suster pun menghampirinya dengan membawa ranjang dorong. *namanya gak tau.. Sorry yah
bu Jesica pun segera di bawa ke ruang UGD.
"aduh, gue harus gimana ? Gue kan gak tau nomer handphone Morgan, Tuhan.. Apa yg harus aku lakukan ?" gumam Christy sembari berjalan bolak-balik di depan ruang UGD tersebut.
Setelah lumayan lamaaa lahh yahh...#eh
Setelah lumayan lamu dokter pun keluar dan langsung menghampiri Christy.
"anda saudara dari pasien ?" tanya dokter.
"eu.. saya.. Eu.."
"pasien kritis, harus segera mendapatkan donor darah, kalau tidak, pasien tidak akan bisa di selamatkan." jelas dokter yg membuat Christy makin bingung dan panik.
"aduh.. Gimana nih.." batin Christy bingung.
"mungkin, anda sama golongan darahnya dengan pasien ?" tanya dokter.
"memangnya golongan darahnya apa dok ?" tanya Christy balik.
"golongan darahnya A" tutur dokter.
"kebetulan sama dok" jawab Christy.
"kalau begitu anda bisa transfusi darahnya sekarang, sebelum nyawa pasien itu tidak dapat di selamatkan." ujar dokter.
"baik dok" ucap Christy kemudian ia pun mendonorkan darahnya untuk bu Jesica.
Setelah semuanya selesai, akhirnya bu Jesica dapat terselamatkan, perlahan-lahan ia pun membuka matanya.
"ka..m..mu!" ucapnya kaget melihat keberadaan Christy.
"maaf bu, dia yg telah menyelamatkan nyawa ibu" jelas sang dokter.
"apa?!" tanyanya tak percaya.
"benar bu" jawab dokter.
Setelah dokter menjelaskan hal itu, air mata pun turun membasahi wajah bu Jesica.
"ternyata kamu sangatlah baik Chris, kamu telah menyelamatkan nyawa tante. Maafkan prilaku tante terhadap kamu dulu. Tante benar-benar minta maaf hiks.." tutur bu Jessica, Christy pun mencoba mendekatinya dan memeluknya.
"lupakanlah saja tante, saya sudah tidak mempermasalahkannya lagi." ucap Christy diiringi senyum tulusnya.
"kamu memang berhati lembut Chris, maafkan tante ya Nak ?" mohonya yg dibalas anggukan oleh Christy.
"ehm.. Maaf tante, saya harus kembali lagi ke tempat kerja saya" izin Christy.
"nanti dulu, apa kamu tidak ingin bertemu dengan Morgan ? Tante bisa nelfon dia untuk kesini ?" tawar bu Jesica.
"eum.. Gak usah deh tante, permisi!" ucap Christy dan akhirnya pergi berlalu.
****
Sudah 3 hari peristiwa itu terjadi, kini Christy sidikit tidak memikirkanya karena sibuk dengan Caffenya yg tiap hari selalu ramai.
"ka ?" panggil Felly.
"hm" balas Christy.
"ikut aku yuk ka ?" ajak Felly.
"Felly.. Kamu tidak liat Caffe kaka tuh lagi ramai masa kaka tinggalin githu ajjha sih" tolak Christy.
"udahlah ka, kan ada pelayan" bujuk Felly.
"gak ah.. Kaka males!" tolak Christy ke 2 kalinya.
Setelah Christy menjawab seperti itu, Felly langsung meninggalkannya.
*****
Christy P.O.V
Malamnya aku pun pulang ke rumah, setelah caffe telah aku tutup. Tapi ketika aku buka pintu utama rumahku, aku nampak kaget dan heran, kenapa ruangan terlihat gelap, aku mencoba masuk ke dalam.
Baru saja aku melangkah 3 langkah lampu ruangan menyala. Tampak ibuku dan juga Felly berdiri dengan membawa kue ulang tahun yg berlilin angka 22, tapi tunggu disini juga ada bu Jesica dan Pak Winata (Ayah Morgan) dannn satulagi... Adaa.. "Dia!" batinku. Dia Morgan, ternyata ada Morgan juga di sini. Aku tampak terbengong ketika mereka menyanyikan lagu "Selamat Ulang tahun" untuk aku. Aku baru sadar kalo ternyata hari ini adalah tanggal 26 Desember tepat hari ulang tahunku yang ke-22.
Setelah semuanya menyuruhku meniup lilinnya, aku baru tersadar dari lamunanku. Tapi sebelum aku meniup lilin, aku meminta permohonan dalam hati.
"ya Tuhan.. Jika memang Morgan adalah jodohku, persatukanlah kami. Amin!" kemudian baru ku tiup lilin itu. Setelah selesai meniup, lampu kembali redup, ruangan menjadi gelap. Tiba-tiba di depanku terdapat sebuah tulisan yg di tempelkan di tembok, yg bertuliskan "Christy Would you Merry me ?" tulisan yg berwarna emas, yg nampak bercahaya di dalam kegelapan saat ini.
Lalu, morgan mendekatiku dan berjongkok di hadapanku.
"Chris, Would you merry me ?" ucap Morgan seperti kalimat yg terdapat di hiasan itu. Aku sangat terharu saat dia mengucapkan kalimat itu. Dan aku langsung menjawabnya "yes, i would marry you" Setelah aku menjawabnya lampu menyala kembali terlihat Morgan berdiri di depanku sembari membawa kotak Cincin dan membukanya, serta memakaikanya di jari manisku. Setelah itu aku langsung berlari kepelukannya.
Semuanya tampak menyambut dengan tepuk tangan yg meriah.
-Selesai-
0 komentar:
Posting Komentar